PosperaNusantaraNews.com Pengamat BUMN Kiki Rizki Yoctavian kala mendengar bahwa salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertambangan RI yakni PT Timah Tbk tengah melakukan penjajakan dengan salah satu perusahaan Eropa untuk menggarap Logam Tanah Jarang adalah ide yang menarik dan sangat bagus karena logam tanah jarang ini merupakan mineral ikutan dari mineral timah.
“Bertahun lalu saya pernah mendiskusikan tentang hal ini. Kita dianugerahi sumber alam pertambangan yang belum dikembangkan yakni logam tanah jarang (LTJ) atau Rare Earth Element. Elemen ini merupakan mineral ikutan dari timah, baukesit, emas serta nikel. Mungkin juga potensinya jg ada di batubara”, ujar Kiki yang juga mantan Komisaris PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.(30/8/21)
Saat bincang-bincang, Pengamat BUMN ini banyak bercerita tentang sejarah Logam Tanah Jarang (LTJ). LTJ pertama kali ditemukan sekitara 2 abad lalu oleh orang Swedia. Dari beberapa riset pengembangan LTJ selama beberapa dekade terlihat penggunaan LTJ berkembang pesat. LTJ dapat digunakan sebagai perlengkapan komputer dan elektronik, kesehatan, manufaktur dan pembangkit listrik serta teknologi persenjataan.
“Indonesia salah satu yang memiliki LTJ. Berdasarkan hasil Badan Geologi Kementerian ESDM terdapat 28 lokasi yang memiliki potensi LTJ yang tersebar di seluruh Indonesia dan paling banyak di pulau Sumatera. Walaupun Indonesia bukanlah pemain utama karena belum ada perusahaan dalam negeri yang serius menggarapnya. Padahal kemampuan perusahaan seperti BUMN dapat melakukan terobosan dalam peningkatan pendapatan”, seru Presnas PENA98 organisasi wadah mantan aktivis 98 ini.
“Menteri BUMN harus mendukung dan mengupayakan agar BUMN-BUMN pertambangan dapat melakukan terobosan dalam produksi LTJ ini. Saat ini China sebagai pemain utama, tetapi kalau kita perhatikan dan amati banyak juga LTJ ini kita eksport ke China. Karena kita tidak mengolahnya hanya jual mentah. Tahun 2018 saya pernah berdiskusi dengan Bapak Alm. Harjanto Dirjen di Kemenperin, beliau mengatakan bahwa bisa jadi nantinya di Sungai Musi akan ada pembangkit listrik di atas kapal untuk menerangi kota Palembang”, seru Kiki.
“Para pemangku kepentingan baik dari Kementerian ESDM, Kementerian BUMN serta Perdagangan dan Perindustrian harus bergerak cepat untuk mengamankan program ini. LTJ adalah mineral penting bagi perkembangan kemajuan teknologi. Mereka harus melihat potensi besar disamping karena mineral utama yang mulai habis. Saatnya ampas tambang berubah menjadi harta. Malah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto juga pernah melakukan pembicaraan mengenai potensi logam tanah jarang yang dapat dimaksimalkan untuk pengembangan industri pertahanan berteknologi tinggi”, tutup Kiki Rizki Yoctavian.((Red)