INTERNASIONAL Perlu diketahui, situasi dunia mulai memanas sejak dunia diserang wabah Virus Corona atau COVID-19. Apalagi setelah Amerika mulai melancarkan berbagai propaganda terhadap Rusia dan negara sekutunya seperti China.
Bahkan, Amerika memprovokasi dunia dengan pernyataan akan bersiap melakukan perang nuklir jika pandemi COVID-19 berakhir dengan konfrontasi senjata.
Amerika mengawali propaganda dengan menuduh China sebagai dalang di balik terciptanya Virus Corona. Lalu virus itu dikaitkan dengan senjata biologis.
Amerika bahkan secara terang-terangan membentuk kubu untuk bersiap menghadapi perang nuklir. Dan dengan terang pula Amerika menyatakan 4 negara yang menjadi musuh dalam perang nuklir, yakni Rusia, China, Korea Utara dan Iran.
Di tengah memanasnya tensi hubungan internasional yang dapat memicu terjadinya perang dunia, Rusia mengeluarkan sebuah pernyataan penting.
Rusia menyatakan akan menggempur negara manapun di bumi ini dengan bom nuklir, jika negara tersebut berani-berani menyerang atau meluncurkan rudal balistik ke wilayah Rusia dan negara sekutu Kremlin.
Pernyataan itu dikeluarkan Kementerian Pertahanan Rusia melalui sebuah dokumen tentang dasar kebijakan negara Federasi Rusia di pencegahan nuklir.
Menurut Kementerian Pertahanan, Rusia tak akan semena-mena dalam memutuskan untuk menghancurkan negara pengganggu itu dengan bom nuklir. Ada beberapa syarat juga sampai akhirnya Rusia mengerahkan militer untuk meluncurkan bom nuklir.
nuklir pertama terkait dengan diterimanya informasi yang dapat dipercaya tentang peluncuran rudal balistik yang menyerang wilayah Rusia dan (atau) sekutunya. Fakta peluncuran rudal balistik akan direkam oleh sistem peringatan serangan rudal,” tertulis dalam dokumen itu dikutip dari kantor berita KZ, (8/8/2020).
Dalam dokumen itu juga diatur kriteria rudal balistik yang diluncurkan musuh ke Rusia. Disebutkan keputusan untuk meluncurkan bom nuklir sebagai balasan serangan akan diputuskan bersama antara petinggi militer dan pimpinan negara.
Dan dipastikan, Rusia sudah memiliki peralatan canggih yang mampu mendeteksi serangan rudal balistik termasuk jenis rudal yang digunakan.
Pernyataan penting dalam dokumen disebutkan sebagai upaya Rusia untuk menjaga keamanan nasional dan dasar strategis pencegahan penggunaan nuklir atau senjata pemusnah massa.
“Pertumbuhan tren negatif di dunia yang mengiringi pembentukan sistem baru keamanan global dan regional berkontribusi pada terciptanya prasyarat untuk aktivasi arus dan munculnya ancaman baru terhadap keamanan militer Federasi Rusia, yang dapat berkembang menjadi konflik militer dalam berbagai skala dan intensitas,” tulis Kemenhan Rusia(TIM)